Minggu, 11 Mei 2014

Makalah Prakarya : Budidaya Tanaman Hias

KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Budidaya Tanaman Hias"

Makalah ini berisikan informasi
 tentang Cara membudidayakan Tanaman Hias (Bunga Naga).  Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.




Watampone, 23 April 2014


Penulis
Kelompok 3



DAFTAR ISI
SAMPUL .................................................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ 2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... 3
BAB I    PENDAHULUAN ........................................................................................... .... 4
                   A. Latar Belakang........................................................................................... .... 4
                   B. Rumusan Masalah........................................................................................ .... 4
BAB II   PEMBAHASAN .................................................................................................. 5   
A. Cara Membudidayakan Tanaman Hias ....................................................... 5
B.  Alat dan Bahan .......................................................................................... .... 6
C.  Cara Kerja .................................................................................................. .... 6
D. Perkembangan Tanaman Hias ................................................................. .... 6
BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 7   
A.   Kesimpulan ................................................................................................ .... 7
B.    Saran .......................................................................................................... .... 7
DAFTAR PUSTAKA









BAB I
PENDAHULUAN

A.   LATAR BELAKANG
Kedaulatan adalah di tangan rakyat. Kedaulatan rakyat bermakna bahwa segala penyelenggaraan negara untuk kesejahteraan rakyat harus dipertanggungjawabkan kembali kepada rakyat. Menurut UUD 1945 sebelum Amandemen, kedaulatan berada di tangan rakyat dan dipegang sepenuhnya oleh MPR sebagai penjelmaan seluruh rakyat Indonesia. Namun kini, masih ada lembaga negara lain yang merupakan lembaga pemegang kedaulatan rakyat.
Apakah kalian pernah ditanya oleh orang tuamu akan suatu keinginan tertentu? Siapa yang paling menentukan keinginanmu itu? Kalian pasti akan menyatakan, bahwa kalianlah yang mestinya paling menentukan akan apa yang kalian inginkan. Pemahaman semacam itu disebut dengan kekuasaan tertinggi atau dinamakan kedaulatan.
Kehidupan negara pada prinsipnya sama dengan kehidupan keluarga. Kedaulatan rakyat memberi gambaran, bahwa rakyatlah pemegang kekuasaan tertinggi dalam setiap kehidupannya dalam bermasyarakat dan bernegara. Penyelenggaraan pemerintahan negara berdasarkan kedaulatan rakyat tersebut akan terlihat dalam sistem pemerintahan Indonesia. Dalam sistem pemerintahan Indonesia akan tergambarkan peran lembaga negara sebagai pelaksana kedaulatan rakyat.
Dengan demikian setelah membaca dan mengerjakan tugas, latihan, dan evaluasi yang terdapat dalam bab ini kalian diharapkan memiliki pengetahuan, sikap, dan perilaku kewarganegaraan untuk menjelaskan pengertian kedaulatan rakyat.
B.   RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas, muncul beberapa rumusan masalah, yaitu :
1.     Bagaimana cara membudidayakan tanaman hias?
2.    Apa sajakah alat dan bahan yang digunakan dalam menanam tanaman?
3.    Bagaimana cara kerja menanam tanaman hias?
4.    Bagaimana perkembangan tanaman hias selama 1 bulan?



BAB II  PEMBAHASAN
A.   CARA MEMBUDIDAYAKAN TANAMAN HIAS
Budidaya tanaman adalah usaha pengembangan tanaman dengan memanfaatkan media tumbuhan. Budidaya tanaman saat ini banyak macamnya, salah satunya adalah budidaya tanaman hias. Tanaman hias mencakup semua tanaman yang memiliki bentuk dan kesan indah yang sengaja di tanam dengan maksud dan tujuan tertentu. Pemanfaatan tanaman hias tidak hanya terpaku pada bunga saja, tapi juga mencakup buah, daun dan tangkai/ranting dapat menjadi faktor keindahan tanaman hias.
Budi daya tanaman hias tidak hanya menjadi hobi semata, tapi juga dapat menjadi peluang usaha. Bagi yang memiliki hobi bercocok tanaman mungkin akan tertarik dengan usaha ini. Tidak sulit untuk memulai usaha ini, dengan keuletan dan ketekunan bisa menghasilkan penghasilan yang cukup lumayan. Tentu saja tidak dalam waktu yang singkat, diperlukan proses yang cukup lama. Tapi jika hasil budi daya tanaman hias yang anda tanam bagus maka cukuplah untuk anda merasa puas. Yang perlu anda lakukan adalah mempelajari cara budidaya tanaman hiasagar tidak salah dalam penerapannya.
Hal-hal yang harus di perhatikan dalam budidaya tanaman hias adalah:
1.     Media Tanam: yang terdiri dari wadah atau pot tanaman dan juga tanah yang merupakan unsur pokok dalam penanaman. Jenis tanah sangat berpengaruh terhadap tanaman, jadi sebaiknya perhatikan kesesuaian antara media tanam dengan jenis tanaman yang yang akan di tanam.
2.    Pemilihan tanaman: Pilihlah tanaman yang cukup mudah dalam perawatannya agar memudahkan pekerjaan anda. Setiap tanaman memiliki karakterisik yang berbeda dalam perawatan dan juga bisa sangat sensitife.
3.    Perawatan: perawatan tanaman hias terdiri dari penyiraman dan pemupukan tanaman. Siram tanaman secukupnya untuk menhindari pembusukan pada akar tanaman. Gunakan pupuk kompos untuk pemupukan, bila sulit anda juga bisa menggunakan pupuk buatan pabrik.
4.    Tempat: Usahakan tanaman tidak terlalu seing terkena sinar matahari, buatlah semacam peneduh dari jaring -jaring untuk atap tanaman anda.
Air sangat berperan penting terhadap tanaman, karena air berguna untuk mengontrol suhu saat udara panas. Oleh karena itu penyiraman sangat berpengaruh terhadap kehidupan tanaman, kekurangan dan bahkan terlambat menyiram tanaman berdampak layu pada daun. Layu pada daun disebabkan oleh penguapan dalam sel tanaman akibat kekurangan kadar air dan juga suhu udara di sekitar yang panas. Penyiraman terlalu banyak juga berdampak buruk terhadap tanaman, apalagi tanaman dala pot. Ini akan membuat media tanam menjadi lumpur lebih lama sehingga membuat akar tanaman membusuk.
Hal lain yang perlu di perhatikan dalam budi daya tanaman hias adalah:
1.     Hama tanaman, seperti ulat, serangga, lalat dan juga jamur. Lakukan penyemprotan anti hama terhadap jenis tanaman hias yang mudah terkena hama bila diperlukan.
2.    Penataan dan pemangkasan, agar tanaman tumbuh rapi  dan teratur lakukan penataan terhadap ranting dan tangkai tanaman agar hasilnya bagus seperti pada tanaman bonsai. Pemangkasan tanaman juga penting agar memicu tunas dan daun baru sehingga tumbuh bersamaan.
3.    Penggantian media tanam, hal ini dilakukan terhadap tanaman dalam pot yang disebabkan oleh penuhnya akar sehingga dapat menghambat pertumbuhan. Penggantian media tanam tergantung pada jenis tanaman.
Memang tidak mudah melakukannya, tapi jika ditekuni dan terus menambah wawasan tentang cara budidaya tanaman maka tidak ada yang tidak mungkin untuk anda dapat berhasil.
B.   ALAT DAN BAHAN
1.     Pot
2.    Tanah
3.    Pupuk Organik
4.    Sendok
5.    Bunga
6.    Air
C.  CARA KERJA
1.     Pertama, Sebelum memasukkan tanah ke dalam pot sebaiknya dicampur terlebih dahulu dengan pupuk secukupnya
2.    Setelah itu,  masukkan campuran tersebut kedalam pot sebanyak 1/3 dari tanah tersebut
3.    Kemudian, masukkan bunga kedalam pot. Lalu masukkan 2/3 dari tanah kedalam pot . Sebaiknya jangan terlalu penuh
4.    Bunga pun sudah siap. Amati perkembangan bunga tersebut setiap 2 minggu. Agar tidak layu, siramlah bunga tersebut 3 kali dalam seminggu.
D.  PERKEMBANGAN TANAMAN HIAS
Minggu
Jumlah Daun
Tinggi Batang
Minggu 1
4
32 cm
Minggu 2
4
34 cm
Minggu 3
5
36 cm
Minggu 4
5
37 cm


BAB III
PENUTUP

A.   KESIMPULAN
·         Hal-hal yang harus di perhatikan dalam budidaya tanaman hias adalah:
1.     Media Tanam: yang terdiri dari wadah atau pot tanaman dan juga tanah yang merupakan unsur pokok dalam penanaman. Jenis tanah sangat berpengaruh terhadap tanaman, jadi sebaiknya perhatikan kesesuaian antara media tanam dengan jenis tanaman yang yang akan di tanam.
2.    Pemilihan tanaman: Pilihlah tanaman yang cukup mudah dalam perawatannya agar memudahkan pekerjaan anda. Setiap tanaman memiliki karakterisik yang berbeda dalam perawatan dan juga bisa sangat sensitife.
3.    Perawatan: perawatan tanaman hias terdiri dari penyiraman dan pemupukan tanaman. Siram tanaman secukupnya untuk menhindari pembusukan pada akar tanaman. Gunakan pupuk kompos untuk pemupukan, bila sulit anda juga bisa menggunakan pupuk buatan pabrik.
4.    Tempat: Usahakan tanaman tidak terlalu seing terkena sinar matahari, buatlah semacam peneduh dari jaring -jaring untuk atap tanaman anda.
·         Air juga sangat berperan penting terhadap tanaman, karena air berguna untuk mengontrol suhu saat udara panas. Oleh karena itu penyiraman sangat berpengaruh terhadap kehidupan tanaman, kekurangan dan bahkan terlambat menyiram tanaman berdampak layu pada daun
B.  SARAN















DAFTAR PUSTAKA
http://hengkikristiantoateng.blogspot.com/2014/02/cara-membuat-makalah-yang-baik-dan-benar.html




Mari Jaga Lingkungan

Kalian punya tugas Drama? Tapi belum punya naskah? Nih, saya punya siapa tau berguna;). Naskah ini berisi tentang Sampah. Selamat mengopypaste! eh, maksud saya Selamat Membaca!
MARI JAGA LINGKUNGAN

                   Di gerbang sekolah pada jam pulang sekolah, kira-kira pukul 12.30, Indri dan Mila sedang berjalan sambil meremas kertas dan semacamnya kemudian membuangnya begitu saja. Ferial yang berada di dekat situ langsung membentak mereka.
Ferial :  (Berjalan mendekati mereka) “Hei!! Sudah kubilang kalau buang sampah jangan sembarangan!!” (menunjuk kertas yang mereka buang)
Indri  :  (Sedikit terkejut) “Iiikh… apa urusannya sama kamu, sih? Toh, nanti pak tukang kebun juga bersihin ini,”
Ferial :  (Menunjuk pada Indri dan Mila) “Dengar! Bumi ini bukan tempat sampah! Dan lagi kalian nggak boleh mengandalkan pak tukang kebun begitu! Cepatan ambil sampah kalian dan buang di tempatnya! Nggak lihat disitu ada tempat sampah?” (menunjuk tempat sampah di dekat mereka)
Mila   :  “Kamu ini……..!”
Ferial :  (Melotot) “Nggak dengar apa yang aku bilang, ya?!”
Mila   :  “Hiih… oke, oke, kubuang sekarang, nih!” (memungut sampah kertas tersebut)
Ferial  :  (Mendengus kesal) “Huh!!” (berjalan menjauh)
Indri  :  (Membuang sampah di tempatnya) “Hmp, lagi-lagi si Ferial marah-marah,”
Mila   :  “Yah, nggak tahu, deh! Buruan, In, sebelum kena marah si Galak itu lagi.” (Meninggalkan gerbang sekolah bersama-sama)
                                  Beberapa saat kemudian, Fahri berjalan melewati gerbang sambil meremas pembungkus makanan ringan. Ia hendak membuang sampah secara sembarangan, namun ia melihat Ferial yang menatap tajam ke arahnya.
Fahri  :  “Eh… ng…” (tersenyum nyengir, kemudian terdiam)
Ferial :  (Mendongakkan kepala perlahan) “Fahriii…..”
Fahri  :  (Membuang sampah di tempat sampah dan berjalan menjauh sambil tersenyum nyengir dan membentuk huruf ‘V’ dengan jarinya)
Ferial :  “Huh!! Dasar anak zaman sekarang!”
                   Esoknya pada jam istirahat pertama, Indri, Mila dan Fahri sedang berkumpul di dalam kelas X MIA 4. Mila berdiri di sebelah Indri, sedang Fahri dan Indri duduk di kursi yang agak berjauhan.
Indri  :  “Aku sebal banget sama Ferial! Tiap hari marah-marah terus,” (melipat tangan)
Mila   :  “Yah, bukan cuma kamu. Aku juga, lho!” (berkacak pinggang)
Indri  :  “Enaknya diapain, yaa? Hei, Fahri! Kamu punya ide?”
Fahri  :  (Mengangkat bahu) “Entahlah,”  
Anti   :  (Masuk ke kelas) “Tumben kumpul-kumpul, ada acara apa, nih?”
Mila   :  “Anti, kebetulan banget, nih!”
Anti   :  “Ng? Ada apa, sih?”
Indri  :  (Saling pandang dengan Mila) “Begini, nih, Ferial itu sering banget marah-marah, galak banget, pokoknya bikin kesal, deh!”
Anti   :  “Jadi?”
Mila   :  “Yah, kamu kan Ketua Kelas, coba kamu nasehatin dia,”
Anti   :  “Kenapa nggak lapor ke guru? Toh, ruang BK siap dengar keluhan kalian,”
                                   Suasana hening sejenak.
Fahri  :  “Ng, maaf, bukannya mengejek, tapi mereka nggak berani lapor ke guru,”
Anti   :  “Ooh…” (melirik Indri dan Mila)
Indri  :  “He.. he… he… (menggaruk-garuk kepala)
Anti   :  “Yah, kita bahas sama Ferial nanti saja sepulang sekolah. Oke?”
Indri  :  “Oke!” (beranjak dari kursi)
Mila   :  “Sip!” (mengacungkan jempol)
Fahri  :  “Yah, terserah,” (beranjak dari kursi)
Anti   :  “Kamu juga ikut, Fahri!” (berkata tegas)
Fahri  :  “O, oke…” (langsung gugup)
                    Siang hari kira-kira pukul 13.00, para siswa dan beberapa orang guru sudah pulang. Di kelas 8-E, Indri, Mila, Fahri, Anti dan Ferial berkumpul. Ferial, Indri, dan Fahri duduk di kursi, Mila berdiri di sebelah Indri, dan Anti berdiri bersandar pada dinding.
Ferial :  “Jadi, ada masalah apa?”
Indri  :  “Pura-pura nggak tahu lagi. Kami lagi kesal sama kamu, tahu!”
Ferial :  (Menaikkan sebelah alis) “Hah? Maksudmu?”
Mila   :  “Kamu sering marahi kami cuma karena hal sepele, kan?”
Ferial :  “Ooh.. maksudmu soal kemarin?”
Indri  :  “Tuh, kamu sudah tahu. Kami nggak terima banget kamu marahi hanya gara-gara sampah,”
Ferial :  (Menghela napas) “Hmmh…”
Anti   :  “Jadi, tadi aku dimintai tolong sama mereka. Bisa jelaskan, Ferial?”
                         Suasana hening untuk beberapa saat.
Ferial :  (Memandangi Indri dan Mila) “Yang kulihat kemarin, kalian buang sampah sembarangan. Seandainya Bumi ini penuh dengan sampah, kamu mau tinggal dimana?

                                  Semua diam seribu bahasa, suasana hening kembali.
Indri  :  “Ta, tapi kan, ada petugas kebersihan juga!” (berusaha membela diri)
Ferial :  “Apa karena ada petugas kebersihan kalian bisa buang sampah seenaknya?”
Indri  :  “A.. aku…” (gugup, tidak berani menjawab pertanyaan Ferial)
Mila   :  “Meski begitu, kau nggak perlu marahi kami, kan?”
Ferial :  “Oke, aku tahu caraku salah, jadi aku minta maaf. Aku langsung emosi melihat kalian buang sampah sembarangan gara-gara masalah yang sering timbul di negeri kita saat ini. Kalian tahu?”
Mila   :  “Masalah? Masalah.. apa?”
Ferial :  (Memandangi Indri dan Mila) “Kalian tak tahu? Padahal, sudah tak terhitung manusia yang membuang sampah di sembarang tempat. Mereka mengotori lingkungan, merusak lingkungan, juga mencemari lingkungan. Kalian tahu keadaan pegunungan dan perbukitan di sini, saat ini? Gersang dan tandus, hutan-hutan banyak yang gundul. Kenapa? Karena manusia yang tak bertanggung jawab menebang hutan, tapi mereka tak mereboisasinya. Mereka juga membuang sampah di sungai, membuang limbah rumah tangga di sungai yang akhirnya menyumbat aliran sungai dan membunuh makhluk hidup sungai. Kawasan industry mencemari udara, air, tanah, juga suara. Asap pabrik yang membumbung ke atas membuat atmosfer memanas, sehingga suhu bumi terus meningkat setiap tahunnya.”
Indri  :  (Bingung) “Terus, apa hubungannya sama kita?”
Ferial :  “Kalau begitu kutanya, kau bernapas?” (menunjuk pada Indri)
Indri  :  “Ya jelaslah!”
Ferial :  “Apa yang kau hirup untuk bernapas?”
Indri  :  “Udara, dong! Begitu saja nggak tahu. Huh! Payah banget!” (nada sombong)
Ferial :  “Darimana kamu mendapat udara untuk bernapas?”
Indri  :  (Berpikir sejenak) “Dari… alam?” (menjawab dengan ragu)
Ferial :  “Lebih tepatnya tumbuhan. Oksigen dihasilkan oleh tumbuh-tumbuhan. Bayangkan jika tumbuhan seperti pohon ditebang, apa yang akan kau hirup?
                         (Indri kebingungan, ia dan Mila tertunduk lesu)
Anti   :  “Benar juga, ya. Kalau pohon-pohon ditebang dan tidak diganti dengan tanaman baru, hal itu akan mengurangi jumlah oksigen di Bumi. Dan, kalau oksigen makin menipis, itu akan sangat berbahaya bagi kehidupan,”
Ferial :  “Benar. Sampai sekarang pun, manusia tak sadar bahwa merekalah yang merusak alam dan dunia yang mereka tinggali. Mereka tak menyadari betapa berdosanya mereka jika merusak alam, padahal mereka bisa hidup karena alam dan lingkungan pemberian Tuhan. Bisa kalian bayangkan, jika alam marah, Tuhan marah? Tuhanlah yang akan mengadili manusai-manusia berdosa itu.”
                                  Atmosfer di kelas itu menjadi tegang dan sangat hening. Tidak ada yang berani berbicara.
Ferial :  (Beranjak dari kursinya dan berpindah tempat) “Gunung-gunung meletus mengeluarkan awan panas yang merusak, menghancurkan, bahkan membunuh apa saja yang dilewatinya. Gempa mengguncang bumi, tsunami tinggi menerjang, tanah longsor terjadi di perbukitan gundul, menimbun mereka yang berdosa dan yang tak berdosa. Kau bisa bayangkan hanya karena seorang berbuat salah, mereka yang tak berdosa pun turut celaka? Apa kau tak merasa sedih akan berita itu? Itulah yang terjadi jika mereka yang tak bertanggung jawab terus merusak alam!”
                                  Suasana masih terasa hening. Anti, Indri, dan Fahri masih menunduk.
Mila   :  “Seburuk itu… kah?”
Ferial :  “Hal itu bisa jadi lebih buruk lagi,”
Mila   :  (Terkejut) “A, apa?!”
Ferial :  “Karena itulah, kita harus menjaga dan melestaIndrin alam, kita tak boleh merusak alam! Harusnya kita berterima kasih pada alam, karena alam itulah kita bisa bertahan hidup.”
                                  Suasana masih hening.
Indri  :  “A… aku janji! Aku nggak akan buang sampah sembarangan lagi!”
Mila   :  “A.. aku juga! Aku nggak mau tempat tinggalku dipenuhi sampah!”
Fahri  :  (Tersenyum) “Aku juga!”
Anti   :  “Aku juga, dong!”
Ferial :  “Kalian…” (senyumnya mengembang)
Anti   :  “Nah, akhirnya aku nggak perlu turun tangan, kan?”
Indri  :  “He.. he.. iya, ya,” (tersenyum nyengir sambil memegang kepala)  
Anti   :  “Oke, kita pulang sekarang, yuk!” (beranjak dari tempatnya)
Fahri  :  “Ya, ya,” (ikut beranjak dari kursinya)
Ferial :  “Tunggu! Ada yang ketinggalan!”
Indri  :  “Apa?” (berdiri)
Ferial :  “Untuk teman-teman, aku berpesan, jangan buang sampah sembarangan, ya. Jagalah lingkungan agar tetap bersih, sehat, dan lestari, agar kita yang tinggal di sana akan merasa nyaman. Oke, deh, itu saja yang ketinggalan. Pulang, yuk!
Semuanya   :  “Daaah, teman-teman…!”




-( SELESAI)-